rupanya desember malu-malu
aku jadi ragu untuk meninggalkannya
banyak yang belum tersampaikan, mungkin,
hingga aku tak dapat menerjemahkan satu per satu arti
entah rindu, merindu, atau kerinduan
desember kali ini kupikir tanpa puisi
tetapi, kekasih,
segala tentangmu tak lepas dari kata-kata indah
sama indahnya seperti angan
yang sengaja kubawa ke laut lepas
agar ia bebas tanpa mengempas
sampai-sampai kita jumpa lagi
pada desember berikutnya
hitung-hitung yang lama, agar selamanya
kala ia sudah tak malu
ketika aku tak lagi layak disertai ragu
saat kita saling tahu bahwa rasa kita telah menyatu
ingku tetap selalu
saat kau meratap, saat kau bahagia, ku ingin ada ku di sana
...
keadaan yang menyenangkan mungkin di salah satu sisi
ketika menyandingi akhir bulan ini
yaa, ketika akhir dari drama studi
diiringi kenyataan bahwa kau tak lagi sendiri
dua ribu dua puluh dua siap untuk datang
hebatnya,
hati ini tetap jatuh pada pemilik suara yang ku dengar pada pertengahan 2018 saat itu
terimakasih untuk segala yang kamu lakukan dengan hebat
diri ini selalu bangga dengan tepat
walaupun saat ini telah jatuh pada pilihan
pilihan antara duduk sendiri atau memilih seseorang untuk mengimbangi hati
karena kita saling tahu dengan kata "pilihlah siapa yang mau kamu bahagiakan"
Pada tiap penghujung desember di tiap lembarannya
Hati dan diri ini akan selalu berkata bahwa kamu adalah kelana yang kusertai dengan tujuan,
rencana yang kurancang dengan matang—
di masa depan, yang akan mendatang.
Jakarta, 31 Desember 2021
Comments
Post a Comment