Di bawah hujan yang turun di bulan Juni,
Ada perasaan yang mengalir bersama tetes-tetesnya,
Mengalir dalam diam, menggenangi relung hati,
Menghanyutkan ingatan pada sosokmu yang jauh.
Hujan yang jatuh perlahan,
Seperti bisikan lembut dari angkasa,
Mengisi kekosongan yang hening,
Menyentuh rasa yang tak terungkapkan.
Setiap tetesnya adalah cerita,
Tentang hari-hari yang kita lewati bersama,
Tentang senyum yang pernah menghiasi senja,
Namun kini hanya tinggal bayangan samar.
Dalam setiap rintik hujan,
Ada harapan yang kusematkan,
Agar jarak yang memisahkan segera sirna,
Dan kita bisa bersama lagi dalam nyata.
Bulan Juni yang dingin dan lembab,
Menyimpan sejuta kenangan dalam tetes airnya,
Seperti hatiku yang penuh oleh ingatan,
Namun tak mampu mengungkapkan isi hatinya.
Di setiap deras hujan yang turun,
Aku teringat pada suara tawamu,
Yang mengalir seperti aliran sungai,
Menenangkan setiap resah yang ada.
Hujan di bulan Juni adalah saksi bisu,
Perasaan yang tumbuh dalam sunyi,
Mengisi setiap ruang kosong dalam jiwa,
Namun tak pernah terucap dalam kata.
Setiap petir yang menggelegar di langit malam,
Adalah gemuruh perasaan yang tertahan,
Menggetarkan hati dengan kerinduan,
Namun tetap tak mampu berkata.
Hujan ini menjadi teman dalam sepi,
Menyampaikan perasaan yang tak terungkap,
Mengalir dalam derasnya air yang jatuh,
Menggambarkan betapa hatiku merindukanmu.
Dalam setiap tetes hujan yang jatuh,
Ada doa yang terucap dalam diam,
Semoga kau merasakan apa yang kurasa,
Meskipun kata-kata tak pernah tersampaikan.
Perasaan ini adalah hujan yang abadi,
Turun tanpa mengenal waktu dan musim,
Membawa kesejukan dalam kesunyian,
Namun tetap tersembunyi dalam diam.
Seperti hujan di bulan Juni yang tak terduga,
Perasaan ini datang tanpa permisi,
Menggenangi setiap sudut hati,
Namun tetap tersembunyi dalam hening.
Dalam keheningan malam yang dihiasi hujan,
Bayangmu hadir dalam setiap tetesnya,
Mengukir rasa di langit hatiku,
Namun kata-kata tetap enggan keluar.
Perasaan ini adalah nyanyian hujan,
Yang hanya bisa didengar oleh hati,
Mengalir lembut dalam setiap aliran,
Namun terbungkam dalam sunyi.
Di setiap pagi yang berselimut kabut,
Perasaan ini tetap ada, menunggu sinarmu,
Namun tetap tak terucap,
Hanya terpendam dalam relung jiwa.
Oh, betapa perasaanku padamu,
Seperti hujan di bulan Juni yang abadi,
Mengalir tanpa henti dalam hati yang bisu,
Namun tetap tak mampu tersampaikan.
Jakarta, 01 Juni 2024
Comments
Post a Comment