Skip to main content

Posts

Showing posts from 2020

Elegi

Pada mata yang menatap dengan tajam, menghanyutkan jiwa ke dalam pusaran dunia penuh kasih. Masih teringat jelas saat pandangmu menatapku teduh, membawa damai dalam relung jiwa yang dilandah gundah. Bahkan tak bisa kupungkiri, sorot matamu mampu membuat separuh duniaku porak-peranda. Sesal, sesak, terlambat hanya bisa diam menjadi patung.  Larut dalam kesendirian tak berbentuk. Ingin menyatu denganmu kembali, tetapi pelangi telah dilalap api. Kasih, sekali saja kupeluk ragamu yang telah hancur karena ulahku. Akan kubentuk kembali bersamaan dengan rasa yang t'lah pudar dan terima aku menjadi dayangmu lagi. Kasih, sekali lagi saja kuelus duniamu yang telah kacau karenaku. Akan kurancang lagi bersamaan dengan kenangan yang (tak) pudar. Meski semua tak sama seperti sedia kala. Tak serupa layaknya aku dan kamu saat itu. Namun, setidaknya di antara kita masih dapat mengukir kisah yang dibumbui asmara.  Demi hujan yang rela jatuh ke tanah, Demi surya yang rela bersinar gemilang, Demi kamu

Batas

Semua perihal diciptakan sebagai batas. Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain. Hari ini membatasi besok dan kemarin. Besok batas hari ini dan lusa. Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota, bilik penjara dan kantor walikota, juga rumahmu dan seluruh tempat di mana pernah ada kita. Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang. Seorang ayah membelah anak dari ibunya—dan sebaliknya. Atau senyummu, dinding di antara aku dan ketidakwarasan. Persis segelas kopi tanpa gula menjauhkan mimpi dari tidur. Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi. Jakarta, 2 Agustus 2020

Dermaga Tua

Sepi terasa bersahabat dalam beberapa lini masa sebelumnya sosok dermaga tua nan usang berantakan, tidak berbentuk, penuh dengan warna warna kelabu sampai suatu saat ada sesosok yang datang menghampiri untuk berbagi dan memberi arti membantu menata kepercayaan diri membuka pandangan bahwa samudra tidak sesempit itu ya, tepat pada bulan ini bulan Juli sejak kau memutuskan untuk menetap, tidak jarang kita melalui angin malam yang seolah menusuk hingga ke sanubari melalui badai yang begitu hebat datang menantang dan untuk pertama kalinya dermaga tua itu memiliki arti arti untuk saling melindungi arti untuk saling berbagi dan merasakan hidup kembali setelah semua dilewati ntah apa dan kenapa banyak pertanyaan yang membenak dalam diri ya, tepat 10 purnama terlewati kau memutuskan untuk berlayar pergi pergi meninggalkan berjuta pertanyaan serta pernyataan-pernyataan yang menjatuhkan harga diri ntah kesalahan seperti apa yang dilakukan oleh sang dermaga seakan mengintai dan menghantui tanpa t

Cacat

diamku bukan berarti tidak peduli, tapi pikiranku sedang  berasumsi. belajar memahami situasi yang sedang kita hadapi dan melihatnya dari segala sisi. mencari tahu apa maumu yang belum bisa kuberi selama ini atau belum sempat kusadari. disaat aku berdiri untuk berjuang untuk melewati  pahit dan getirnya yang terjadi. apa memang ada hati yang dari dulu selalu dijaga sampai kau tega sejahat ini? apakah aku terlalu bersikap apatis, dengan tidak ingin mencampuri urusanmu? padahal aku hanya takut mengganggumu dengan segala rasa keingintahuanku, jika nanti akan membuatmu risih dengan pertanyaan-pertanyaan yang melukai hati. atau mungkin aku terlalu egois, dengan mementingkan kenyamananku sendiri? padahal yang kutahu kau selalu bersikap baik-baik saja dan seolah tidak terjadi apa-apa. bahkan kau orang yang terlalu kupercaya. meski nyatanya kau begitu tega. entah apa yang harus kuperbuat. aku rindu menjadi orang yang kau sibukkan, kau utamakan, kau perhatikan. bagimu aku adalah orang yang pali

Penipu Mahir

berawal dari canda lalu menjadi candu. dan rupa akan menjadi nomor kesekian jika nyaman lebih diutamakan. entah ini keseriusan atau sebuah permainan. dari kebiasaannya menjahilimu lewat perhatian kecil tak berarti, kini membuatmu semakin lebih bersimpati. bahkan kau mulai berani membuka diri dan perlahan menaruh hati. perlakuan manisnya seakan sanggup merubah pikiranmu yang sekeras batu. kata-kata romantisnya sekejap mampu menghipnotis hatimu yang sudah kaku. ia mencoba memasuki duniamu dan berharap bisa menguasaimu. laramu dari kepingan-kepingan masa lalu mulai kau sisihkan. harimu terasa begitu menyenangkan. perlahan hatimu merasa nyaman. padahal nyaman itu jebakan. jebakan di antara siap bertahan atau rela kehilangan. entah ia yang sudah lihai atau kau yang tak begitu pandai. hingga situasi menunjukkan siapa dia dalam satu waktu. dan kau mulai memahami, alurnya dibentuk selalu begitu. awalnya dibuat begitu percaya, akhirnya dibuat menangis tak berdaya Jakarta, 06 Juni 2020

Mei

Bulan ini begitu penuh makna dan penuh arti mungkin karena tepat pada bulan ini untuk pertama kalinya kita saling berbagi mungkin pada bulan ini untuk pertama kalinya aku kembali memiliki arti ya bulan ini, pada tahun sebelumnya Begitu banyak momen pada bulan ini apakah kau ingat waktu pertama kita saling berbagi sampai mecaci tentang dunia kita saat ini? apakah kau ingat di bulan ini, untuk pertama kalinya kita berjalan bergandengan tangan malu jika diingat, betapa konyolnya pada saat itu sempat pernah merasa tidak percaya diri sampai kau hadir disaat semua itu terjadi ya kau datang menghampiri dan menyambut tangan ini ketika hari sudah mulai larut pada bulan ini juga untuk pertama kalinya, mengantar mu tepat sampai depan teras rumah yang ternyata rumahmu bukan di bogor seperti apa katamu pertama kali aku selalu mengingat senyummu pada hari itu terasa menenangkan hati dan membuat diri ini tak sedih lagi pada penghujung ramadhan yang jatuh pada bulan ini pada tahun sebe

Sungguh

apakah kau pernah dengar soal hujan dengan tanah? bagaimana bisa kedua hal itu dapat begitu terhubung apakah kau pernah tau betapa bergarganya hujan bagi tanah? apa kau dapat menyadari betapa pentingnya tanah bagi hujan? seolah terdengar aneh memang tapi jika diingat.. tanpa hadirnya hujan tanah tidak dapat menghidupi apa yang tumbuh di atasnya begitupun hujan, tanpa adanya tanah hujan pun tidak dapat mengihdupi apa yang tumbuh di atas daratan dengan hadirnya hujan tanaman dapat seolah menari dan menghiasi bumi dengan adanya hujan membuat arti kehidupan sesungguhnya sama halnya dengan tanah.. dengan hadirnya tanah deburan ombak dapat seolah bernyanyi dengan hadirnya tanah pula dapat melengkapi nanyian serta tarian ombak di tengah sunyi sungguh, banyak yang mati karena kekeringan karena hujan tak kunjung datang sungguh, banyak yang mati karena erupsi karena tanah tak lagi mampu berdiri dan sungguh, jangan paksa kita untuk saling jalan sendiri kini, ku harap

Teruntuk Hujan

Hari kini berganti bulan tapi ntah, rasanya semakin rindu kepadamu ntah apa yang membuatmu menjadi sedikit pemalu apa hari-hari bersamaku membuatmu pilu? Terasa sulit untuk menggambarkan hanya bisa sedikit menyimpan angan angan yang selalu membuatku membayangkan akan rintik-rintik sendu yang engkau bawa penuh keceriaan Kini, sudah satu tahun berlalu dari aku mengharap kehadiranmu Hujan, sungguh aku rindu kehangatanmu rindu dari tiap rintikan yang kau hempaskan kepadaku walau terkadang menghantam, tapi selalu ku ingat kala itu Hujan, maaf jika salah keberadaanku yang selalu menunggumu mungkin hanya itu yang bisa ku beri ya, hanya waktu Waktu-waktu telah berlalu tapi ntah kenapa  tetap saja rindu rindu keceriaan ketika engkau hadir rindu akan kehangatan yang engkau bawa ketika menghampiri Ku harap kau tidak terganggu dengan bisikanku Ku harap kau datang dengan senyuman itu Ku hanya punya harapan untuk itu Harapan berbagi keceriaan seperti dulu Dari bumi teruntuk

Salah

Maafkan saya,mungkin hanya kata yang bisa menggambarkan penyesalan Maafkan saya, mungkin juga hanya kata yang bisa menggambarkan kebodohan Maafkan saya, bahkan juga hanya kata yang bisa menggambarkan salah Ya, mungkin hanya kata yang keluar dari mulut, Mungkin juga hanya kata yang tak bermakna bagi sebagian orang. tapi dapatku pastikan, bahwa sebagian orang itu terlalu naif, bahwa sebagian orang itu terlalu malu untuk merasa bersalah, dan sebagian orang itu bukanlah aku Kata maaf yang terlontar, itu pertanda keseriusan bahwa telah melakukan kesalahan, bahwa sadar telah melakukan kebodohan Sekecil apapun kesalahan tetaplah kesalahan, Sekecil apapun kebodohan teteplah kebodohan. Kau adalah satu-satunya alasan bagi saya untuk mengenal semua kata itu Kau adalah satu-satunya alasan pula bagi saya untuk mengenal arti dari kemurnian Kau, banyak menghadirkan arti yang selama ini tertutup ego di dalam diri Karena kau, hati kecil ini dapat berkata kalau harus terus bisa memberikan ya