Skip to main content

Terimakasih Juni



apakah kau pernah dengar soal hujan dengan tanah?
bagaimana bisa kedua hal itu dapat begitu terhubung
apakah kau pernah tau betapa berharganya hujan bagi tanah?
apa kau dapat menyadari betapa pentingnya tanah bagi hujan?
seolah terdengar aneh memang, seolah masih melihat tatapan yang sama ketika melihat hujan

tapi jika diingat..
tanpa hadirnya hujan
tanah tidak dapat menghidupi apa yang tumbuh di atasnya
begitupun hujan,
tanpa adanya tanah
hujan pun tidak dapat mengihdupi apa yang tumbuh di atas daratan

dengan hadirnya hujan
tanaman dapat seolah menari dan menghiasi bumi
dengan adanya hujan
membuat arti kehidupan sesungguhnya

sama halnya dengan tanah..
dengan hadirnya tanah
deburan ombak dapat seolah bernyanyi
dengan hadirnya tanah pula
dapat melengkapi nanyian serta tarian ombak di tengah sunyi

sungguh,
banyak yang mati karena kekeringan
karena hujan tak kunjung datang

sungguh,
banyak yang mati karena erupsi
karena tanah tak lagi mampu berdiri

dan sungguh,
jangan paksa kita untuk saling jalan sendiri

kini,
ku harap kau ada disini
tuk dapat membuat semuanya kembali berseri


Jakarta, 30 Juni 2023

Comments

Popular posts from this blog

Seperti kata pak Sapardi

Di bawah hujan yang turun di bulan Juni, Ada perasaan yang mengalir bersama tetes-tetesnya, Mengalir dalam diam, menggenangi relung hati, Menghanyutkan ingatan pada sosokmu yang jauh. Hujan yang jatuh perlahan, Seperti bisikan lembut dari angkasa, Mengisi kekosongan yang hening, Menyentuh rasa yang tak terungkapkan. Setiap tetesnya adalah cerita, Tentang hari-hari yang kita lewati bersama, Tentang senyum yang pernah menghiasi senja, Namun kini hanya tinggal bayangan samar. Dalam setiap rintik hujan, Ada harapan yang kusematkan, Agar jarak yang memisahkan segera sirna, Dan kita bisa bersama lagi dalam nyata. Bulan Juni yang dingin dan lembab, Menyimpan sejuta kenangan dalam tetes airnya, Seperti hatiku yang penuh oleh ingatan, Namun tak mampu mengungkapkan isi hatinya. Di setiap deras hujan yang turun, Aku teringat pada suara tawamu, Yang mengalir seperti aliran sungai, Menenangkan setiap resah yang ada. Hujan di bulan Juni adalah saksi bisu, Perasaan yang tumbuh dalam sunyi...

Usang

Kita ialah suatu hal yang usang dan enggan asing. Menolak melupa bahwa segalanya telah kau buat. Menciptakan ilusi yang membuatku mematung. Kau, ialah sosok paling ulung. Merasuk masuk dalam relung hati yang tengah buntung. Kini dirimu layaknya fatamorgana dalam hamparan gurun di bawah sang surya. Hanya sebuah ilusi yang tak akan pernah tergapai walau seberapa kuat berusaha. Enggan digapai walau sebatas menaruh rasa. Kita, ialah sebuah usang yang enggan asing. Semakin lekang dan terus menggantung. Jakarta, 31 Juli 2023

Malu

Apa kau ingat tentang malam itu? Ketika langkah tak lagi searah dan kamu meninggalkanku di belakang, bersama kerapuhan, asa mengangkasa agar kau pun terluka seperti yang ditimpakan padaku Jika pun kau tak melihat kehancuran raga ini Aku meratap, berharap, kau akan merasakannya Aku tak ingin membuat drama, mengajak semua netra menyaksikan agar tahu seperti apa kisahnya Ketahuilah, aku masih ingin menyimpanmu seorang diri Bersama kepingan-kepingan hati yang berserakan, dalam hati aku berharap, kau tetap ada di sana Aku tak menyangkal ketika kau dan dia menghancurkan seluruh percayaku Sayang, tetapi semua kesakitan ku karena terlampau sibuk merajut bahagiamu Salahku tak dapat memperbaiki ketidaksempurnaan ku Kau dan dia, dan aku bersama air mata yang menusuk seperti kepingan kaca, hancur berkeping Aku berharap dapat diperbaiki, tetapi rusaknya sangat parah Hingga tiba langkahku di depan sebuah komedi putar, memandang ke atas, terjuntai pada realita... Bahkan ketika rasaku luru...