aku akan tetap mencintaimu, seperti laut yang tak pernah selesai dengan tangisnya. akan kubiarkan hatiku tenggelam, asal sedihmu redam. layaknya awan mendung, meski penuh gundah dan lara, aku akan tetap mencintaimu. tiap-tiap hujan yang mengalir ke lurah bumi, lalu ia menyentuh kulitmu, adalah upayaku untuk menemani tatkala kau sedang berduka.
tak apa, luapkan kepadaku. robek seluruh hatiku andai inginmu begitu. kendati aku belum benar-benar mengerti mengapa engkau menangis, izinkan aku merangkul seluruh dukamu hingga semuanya kembali reda.
tatkala badai datang menerpa, tak akan kubiarkan kau sendirian merawat luka. genggam tanganku, lalu rebahkan tubuhmu pada pelukku. aku akan terus menopang saat kau sedang rapuh, begitu, cintaku kepadamu tak akan sesekali padam. pada bulir-bulir darahmu, ia akan terus menyala. pelan-pelan, rasakan. seluruh kehangatan yang meresap jauh ke dalam dadamu.
aku akan tetap mencintaimu, sekalipun sedihmu meledak-ledak tak kenal waktu. bilamana seisi bumi terasa seperti kacau-bilau, akan kujadikan hatiku sebagai tempat paling damai. temui aku, lalu menetaplah selama mana yang engkau mau. kupastikan, semuanya akan baik-baik saja dan kau selalu sentosa.
aku akan tetap mencintaimu, seperti aksara-aksara yang lahir dari puisiku. bilamana engkau kehabisan kata, tatap mataku; aku akan menunjukkan betapa besarnya kasih yang kupanggul untukmu. setiap kata yang tertuang, adalah upayaku menggapai indahmu tatkala kau sedang berkutat dalam gulita.
barangkali aku hanya bisa memberi cinta.
selagi tersisa, ambil saja seluruhnya.
tak perlu khawatir andai kelak aku terluka.
sebab, hadirnya engkau di dunia adalah anugerah paling indah yang pernah Ia titipkan untukku.
sehabis daya dan sepanjang masa,
aku akan tetap mencintaimu.
meskipun cinta ialah taruhannya.
sekalipun cinta ialah apa yang aku miliki satu-satunya.
Jakarta, 01 Februari 2022
Comments
Post a Comment