Skip to main content

Rumit



Ketika memilih jatuh hati padanya, dia akan menguji kesabaranmu hingga ambang batas, mematahkan hatimu agar lekas pergi darinya, memancing amarahmu akan perasaan yang disia-siakan.

Jatuh hati padanya akan memberimu tantangan untuk mengubah seluruh duniamu.

Pada akhirnya dia akan membuatmu merasa ingin menyerah, bahwa kata "cukup" akan menjadi ending yang kamu pilih.

Dia rumit.

Kamu akan melihat segala kekacauan pada diri dan hidupnya pun luka-luka yang sudah dia tahan sejak lama. Kamu haruslah menjadi seseorang yang kuat untuk mampu menopang hatimu yang terabaikan dan hidupnya yang berantakan. 

Sebab yang dia butuhkan adalah seseorang yang dapat mengembalikan waktunya yang sudah mati—seseorang yang mampu memahami alasan mengapa dia selalu mendorong orang-orang untuk pergi dari hidupnya—seseorang yang memiliki segala figur yang dia butuhkan untuk menopang jiwanya yang sangat rapuh.

Berhubungan dengannya tidak akan berjalan dengan mudah.

Namun saat kamu berhasil membuatnya jatuh hati padamu juga, maka kamu sebenar-benarnya sosok yang hilang—seseorang yang sudah lama dia tunggu untuk membawanya pergi dari kegelapan yang melingkupi hidupnya—seseorang yang sudah lama dia cari.

Kamu akan menerima cinta begitu banyak hingga kamu merasa wadahmu tidak lagi mampu menampung kasih sayangnya. Dia tidak mampu membalas kesabaranmu menghadapi dunianya yang hancur dan dirinya yang rumit, tapi dia akan membalasmu dengan kesetiaan dari wanita yang sulit mempercayai ketulusan. Dia—dia akan membuatmu lupa tentang hidup yang kamu jalani sebelum dia hadir dan meruntuhkan dinding yang sudah dia bangun tinggi; untukmu.

Bahwa bersamanya, hidup akan terasa lebih baik.

Dia akan memberimu satu persatu jawaban akan segala pertanyaan darimu tentang bagaimana dia bisa menjadi manusia yang rumit.

Dia mungkin tidak hebat dalam mencintai, namun dia indah untuk dicintai.

Jadi, untuk menjatuhkan hati padanya, pikirkan lagi seribu kali. Sebab kamu akan menghabiskan waktu yang sangat lama dan pengorbanan yang sangat banyak.

Apa kamu mampu? 

"Bagaimana kalau ternyata diri ini telah lama siap, bahkan saat pertama kali berani menyatakan, siap akan semua konsekuensi yang akan di hadapinya."

"Bagaimana jika dari awal memang sudah jatuh cinta untuk semua kekurangan hingga lebihnya."

"Mungkin dia tidaklah sempurna, tapi dia dapat menerima diri ini dengan segala."

Sungguh aku cinta kerumitan, selama itu dirimu.




Jakarta, 1 Oktober 2021

Comments

Popular posts from this blog

Usang

Kita ialah suatu hal yang usang dan enggan asing. Menolak melupa bahwa segalanya telah kau buat. Menciptakan ilusi yang membuatku mematung. Kau, ialah sosok paling ulung. Merasuk masuk dalam relung hati yang tengah buntung. Kini dirimu layaknya fatamorgana dalam hamparan gurun di bawah sang surya. Hanya sebuah ilusi yang tak akan pernah tergapai walau seberapa kuat berusaha. Enggan digapai walau sebatas menaruh rasa. Kita, ialah sebuah usang yang enggan asing. Semakin lekang dan terus menggantung. Jakarta, 31 Juli 2023

Nama Tengah

Dari mencintaimu, aku belajar apa artinya kegagalan. Bukan berarti sebelumnya aku tidak pernah gagal. Hanya saja, baru saat mencintaimu aku sepertinya berhasil menerima rasa pahit dari kegagalan itu dengan jiwa yang lebih terbuka. Entah kenapa. Dari mencintaimu juga, aku belajar apa itu kekalahan. Tentu tidak berarti sebelumnya aku tidak pernah kalah, sudah sering, bahkan barangkali “kalah” telah menjadi nama tengahku. Hanya saja, memandang bahwa kalah adalah senjata terbaik Tuhan untuk membentuk diriku jauh lebih utuh, baru bisa kupahami setelah mengenalmu. Heran juga kenapa bisa seperti itu. Aku tidak tahu, apakah murni karena kamu ataukah memang sudah waktunya aku mendewasa dari setiap keping sakit yang menjadi koleksi dalam etalase hidupku. Barangkali begitu. Dan aku percaya, bahwa jalan ini masih begitu panjang. Patah hati bukan alasan untuk berhenti berjuang. Berjuang menata hidupku sendiri tentunya. Bukan untukmu atau untuk sesiapa di luar sana. Namun untukku, untuk

Seperti kata pak Sapardi

Di bawah hujan yang turun di bulan Juni, Ada perasaan yang mengalir bersama tetes-tetesnya, Mengalir dalam diam, menggenangi relung hati, Menghanyutkan ingatan pada sosokmu yang jauh. Hujan yang jatuh perlahan, Seperti bisikan lembut dari angkasa, Mengisi kekosongan yang hening, Menyentuh rasa yang tak terungkapkan. Setiap tetesnya adalah cerita, Tentang hari-hari yang kita lewati bersama, Tentang senyum yang pernah menghiasi senja, Namun kini hanya tinggal bayangan samar. Dalam setiap rintik hujan, Ada harapan yang kusematkan, Agar jarak yang memisahkan segera sirna, Dan kita bisa bersama lagi dalam nyata. Bulan Juni yang dingin dan lembab, Menyimpan sejuta kenangan dalam tetes airnya, Seperti hatiku yang penuh oleh ingatan, Namun tak mampu mengungkapkan isi hatinya. Di setiap deras hujan yang turun, Aku teringat pada suara tawamu, Yang mengalir seperti aliran sungai, Menenangkan setiap resah yang ada. Hujan di bulan Juni adalah saksi bisu, Perasaan yang tumbuh dalam sunyi