Skip to main content

Buku itu

Seketika teringat kembali kejadian 7 tahun yang lalu, kejadian dimana sebuah kisah yang berujung cerita hari ini. Hari dimana ketika kita masih lucu-lucunya, masih terlalu lugu dan sok pemberani, ya saat itu.

Dengan penuh kepercayaan diri pada tanggal yang sama pada waktu itu ku berikan sesuatu yang mungkin menjadikannya kenangan pada hari ini, buku yang hanya berisikan mimpi-mimpi serta harapan untuk seseorangan yang diharapkan, lucu memang kalau meningatnya, Apa kabar buku itu? jadi ingin melihatnya untuk bernostalgia, semoga kau masih menyimpannya. Ah, tapi setidaknya kejadian itu yang masih mampu membuatku tersenyum kecil ketika harus kembali berangkat, dengan kepala yang sedikit berat untuk di angkat, kepala pusing karena tidur yang singkat untuk mengawali hari ini.

Semoga hal yang serupa ada padamu juga, seandainya tidak juga tidak masalah, setidaknya masih ada diri ini yang masih menyimpannya. Maaf tidak ada perubahan yang signifikan, dan maaf hanya bisa menuliskan kisah ini yang membuat ku tersadar bahwa hari ini tidak jauh berbeda dengan saat itu, ya tetap sok berani, hehe

Maaf karena menggangu awal harimu, hanya sekedar ingin menanyakan kabar dan sedikit bercengkrama, tapi aku hanya tak ingin harimu ternganggu dengan suaraku.
Sekali lagi, selamat ulang tahun untuk mu, semoga yang selalu menjadi tujuanmu dapat kau gapai

Comments

Popular posts from this blog

Seperti kata pak Sapardi

Di bawah hujan yang turun di bulan Juni, Ada perasaan yang mengalir bersama tetes-tetesnya, Mengalir dalam diam, menggenangi relung hati, Menghanyutkan ingatan pada sosokmu yang jauh. Hujan yang jatuh perlahan, Seperti bisikan lembut dari angkasa, Mengisi kekosongan yang hening, Menyentuh rasa yang tak terungkapkan. Setiap tetesnya adalah cerita, Tentang hari-hari yang kita lewati bersama, Tentang senyum yang pernah menghiasi senja, Namun kini hanya tinggal bayangan samar. Dalam setiap rintik hujan, Ada harapan yang kusematkan, Agar jarak yang memisahkan segera sirna, Dan kita bisa bersama lagi dalam nyata. Bulan Juni yang dingin dan lembab, Menyimpan sejuta kenangan dalam tetes airnya, Seperti hatiku yang penuh oleh ingatan, Namun tak mampu mengungkapkan isi hatinya. Di setiap deras hujan yang turun, Aku teringat pada suara tawamu, Yang mengalir seperti aliran sungai, Menenangkan setiap resah yang ada. Hujan di bulan Juni adalah saksi bisu, Perasaan yang tumbuh dalam sunyi...

Usang

Kita ialah suatu hal yang usang dan enggan asing. Menolak melupa bahwa segalanya telah kau buat. Menciptakan ilusi yang membuatku mematung. Kau, ialah sosok paling ulung. Merasuk masuk dalam relung hati yang tengah buntung. Kini dirimu layaknya fatamorgana dalam hamparan gurun di bawah sang surya. Hanya sebuah ilusi yang tak akan pernah tergapai walau seberapa kuat berusaha. Enggan digapai walau sebatas menaruh rasa. Kita, ialah sebuah usang yang enggan asing. Semakin lekang dan terus menggantung. Jakarta, 31 Juli 2023

Malu

Apa kau ingat tentang malam itu? Ketika langkah tak lagi searah dan kamu meninggalkanku di belakang, bersama kerapuhan, asa mengangkasa agar kau pun terluka seperti yang ditimpakan padaku Jika pun kau tak melihat kehancuran raga ini Aku meratap, berharap, kau akan merasakannya Aku tak ingin membuat drama, mengajak semua netra menyaksikan agar tahu seperti apa kisahnya Ketahuilah, aku masih ingin menyimpanmu seorang diri Bersama kepingan-kepingan hati yang berserakan, dalam hati aku berharap, kau tetap ada di sana Aku tak menyangkal ketika kau dan dia menghancurkan seluruh percayaku Sayang, tetapi semua kesakitan ku karena terlampau sibuk merajut bahagiamu Salahku tak dapat memperbaiki ketidaksempurnaan ku Kau dan dia, dan aku bersama air mata yang menusuk seperti kepingan kaca, hancur berkeping Aku berharap dapat diperbaiki, tetapi rusaknya sangat parah Hingga tiba langkahku di depan sebuah komedi putar, memandang ke atas, terjuntai pada realita... Bahkan ketika rasaku luru...