Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2021

Senandika

Aku ingat saat-saat kau menggenggam tanganku erat. Mengucapkan beberapa kalimat yang tentu saja membuatku amat terpikat. Akhirnya kita memilih untuk berserikat. Menjalin hubungan–yang tak pernah terpikir akan tersekat begitu cepat. Hari-hari terus berjalan dengan pancarona menghiasi awan renjana. Tak pernah sekalipun juga hujan berhasil menjalankan misi untuk menghapus semua pusat bahagia. Semuanya sirna dengan sempurna, tatkala tiba-tiba kau mengajakku bersua. Beberapa jam tergulir dengan normalnya, hingga detik kesekian; jantungku sudah siap meloncat dari tempatnya. Aku tertipu dengan normal dalam prasangka. Kupikir, senyummu masih sama. Bahagiamu masih aku salah satunya. Ternyata tidak begitu fakta yang ada. Dengan secepat kilat, kau berkata, "iya, memang sedang dekat dengannya", "walaupun belum kuberi semuanya". Semua itu terbantah dengan kata-kata yang dulu pernah menjadi saling kita, dengan semua kata yang terlanjur ku percaya. dengan semua kekesal

Dera

Kata-katamu yang dulu, apa masih berlaku untuk sekarang? Apakah ada kadaluarsanya? "Batasan pasti nanti terasa ada. Tapi kepercayaan selalu menghancurkan batasan yang mengacau karena keadaan." Kalau begitu, keadaanmu bagaimana? Apakah batasan itu benar-benar bisa hilang karena kepercayaan? Atau kepercayaannya kalah dengan keadaan? Aku percaya kata-katamu. Aku maunya begitu. Kamu perlu tahu, dari perkataanmu,  Ada seseorang yang tidak kunjung usai menyelesaikan paham tentang kata sudah. Ada seseorang yang sulit mengerti jika waktu yang dilaluinya untuk bertahan dibentur kekecewaan. Ada seseorang yang maunya tetap percaya kalau kepercayaan tidak ada kadaluarsanya. Ada seseorang yang maunya tetap percaya kalau kamu dan kata-kata itu bisa berada dalam peluknya dengan kesungguhan. Ada seseorang yang dari jauh terus menyambung benang hidupnya dengan penantian. Apakah pernah terbayang olehmu, seperti apa rupa benang kusut yang dikalahkan keadaan itu sekarang? Apakah bisa kamu jelask