ada kalanya, aku hanya ingin diam. tanpa melakukan apapun, tanpa hujan pertanyaan. Berdiskusi dengan isi hati— musuh terbesar logika. Mengabaikan sikap dewasa dan membebaskan ego yang selalu memberontak karena tidak pernah diberi kesempatan untuk menunjukkan keberadaannya. Menangisi semua hal yang telah terjadi. Mengutuk segala yang telah memaksaku membangun jarak di antara aku dengan dunia, sembari menghukum mereka yang telah menghancurkan diriku dengan perbuatan dan kata-kata, lalu merebut sesuatu yang paling berharga dari beberapa orang, sebanyak mereka melakukannya dulu. jika saja misalnya aku bisa... ingin aku menghentikan waktu dan memutarnya kembali ke belakang. mencegah hari-hari buruk itu datang sehingga tidak perlu ada meski aku tahu bahwa tidak akan pernah ada jawaban yang tepat dan benar dari perspektif manusia. dan sangat sadar, bahwa tidak ada gunanya mengemban luka dan duka yang telah tertancap begitu lama. walaupun begitu, meskipun begitu. h...