Satu hal yang paling membuatku pilu perihal dirimu adalah; kau terlalu baik dan sempurna untuk sebuah vas bunga yang retak selayaknya diriku. Perumpama sebuah wadah, bunga yang ada di dalam jiwaku hanyalah sekumpulan ranting-ranting tua yang sudah dipanggil usianya. Tidak lagi ada aroma wangi yang menggugah maupun corak warna-warni yang pastinya membuatmu jatuh hati. Sadarlah, aku ini hanyalah sebuah vas tua berisi air berwarna coklat dengan bunga mataharinya yang telah meredup. Sedang kau, perumpama lintasan jutaan bintang di galaksi yang hanya terjadi satu kali dalam satu juta tahun cahaya, kau terlahir istimewa. Sang bulan dan mentari mencium hangat jiwamu di kala pertama kau membuka mata, seakan-akan segala hal yang kau sentuh berubah menjadi emas dan berharga. Dan aku di sini pernah berharap bisa menjadi salah satu penikmat dari terbakarnya kotamu di kala sedang bermandikan jingganya sang senja. Pernah berharap menjadi seekor rusa putih yang berlarian bersama kunang-ku...